KOMPAS.com/TAUFIQURRAHMAN
Sebanyak 39 pasangan sapi betina mengikuti kontes kecantikan
sapi yang dikenal dengan istilah kontes sapi sonok di Pamekasan Madura,
Jawa Timur.
PAMEKASAN, KOMPAS.com -
Masyarakat Pamekasan, Jawa Timur menggelar kegiatan yang unik, yakni
kontes kencatikan untuk memilih pasangan sapi betina yang paling cantik.
Sapi-sapi itu dihias sedemikian rupa dengan berbagai "perhiasan" untuk
sapi.
Kontes sapi ini dikenal warga Pamekasan dan tiga kabupaten
lainnya di Madura yakni Kabupaten Sampang dan Sumenep dengan istilah
Kontes Sapi Sonok. Sabtu (20/10/2012) pagi, sebanyak 39 pasang sapi
mengikuti kontes kecantikan yang digelar di Stadion R Sunarto
Hadiwijodjo Pamekasan.
Sebelum dilepas di arena kontes, pasangan
sapi dihiasi dengan kaleles atau pengikat kedua sapi yang dipasang di
bagian leher. Di bawah leher, dipasang juga aksesoris mirip baju dengan
pernak-pernik warna keemasan. Setelah dirasa "cantik", sapi-sapi betina
ini baru dilepas di arena yang sudah disiapkan panitia.
Dalam
arena kontes, sapi dipisahkan dengan tiga baris tempat yang akan
dilewati ketiga pasangan sapi. Ketika sapi dilepas, sapi akan berjalan
lenggak-lenggok layaknya model yang berjalan di atas catwalk. Di bagian
belakang, ada satu orang yang mengendalikan sapi agar tetap berjalan di
arenanya sendiri.
Zainuddin, salah satu juri kontes sapi sonok
mengatakan, setiap kali dilepas masing-masing pasangan sapi diberi nilai
100. Setiap langkah kaki sapi mendapat nilai tersendiri. "Kalau kaki
sapi menginjak garis pemisah arena, maka nilai pasangan sapi tersebut
akan dikurangi. Pengurangan ini berlaku seterusnya jika terus terjadi
pelanggaran," kata Zainuddin.
Ketika pasangan sapi sampai di garis
finish, masing-masing pasangan sapi harus menginjakkan kakinya di atas
papan berkuran 3 centimeter secara bersamaan alias kompak. "Kalau tidak
bersamaan injakan kaki sapi itu, nilainya dikurangi juga," tambah
Zanuddin.
Bagi yang paling sedikit melakukan pelanggaran saat
berjalan di atas arena lintasan kontes, maka sapi tersebut akan menjadi
pemenangnya. "Ada pasangan sapi yang bisa mempertahankan nilainya 100
karena sama sekali tidak melakukan pelanggaran. Yang paling fatal saat
sapi dilepas kemudian berbalik arah. Maka sapi tersebut langsung
didiskualifikasi," kata pria penggemar sapi sonok ini.
Butuh
kesabaran dan latihan yang keras agar sapi-sapi tersebut bisa dihias dan
berjalan lenggak-lenggok. Agar terlihat cantik, menurut Khorul Anam,
salah satu pemilik sapi sonok, sapi diberi jamu ramuan khusus dan
dimandikan secara rutin dua kali, pagi dan sore. Setiap mandi, sapi pun
diberikan sampo layaknya manusia.
"Kalau latihan jalannya sapi, harus setiap hari di lapangan," kata Khoirul Anam.
Dikenal
dengan istilah sapi sonok, karena saat masuk di garis finis, pasangan
sapi harus masuk (nyonok -- dalam istilah Madura) ke dalam pintu
gerbang. Setelah masuk di pintu gerbang itu, juri lalu memutuskan nilai
yang diperoleh masing-masing pasangan sapi.